Mahan
Jamil Hudani
Kota ini begitu rapuh
menggenggam masa lalunya
Satu persatu pergi dan
hilang
kebun, empang, tanah
pekarangan dan pepohonan
rumah-rumah panggung
serta surau
Di tubuhnya yang kokoh
adalah beton
Meranggas seluruh tanah
dengan gagah
Hampir tak terdengar
lagi suara anak mengaji
tubuh-tubuh mungil
dengan obor bambu
yang terkadang sengaja
padam ketika terang bulan
suara-suara orang
membaca mushaf dan lembaran
Kini telah ditelan
keriuhan
Lampu-lampu bioskop dan
diskotik
Hentakan musik seusai
kumandang azan
Desahan perempuan dalam
balutan stocking panjang
begitu menggoda
sepanjang malam
hingga hampir subuh
memanggil
Kita baru beranjak menuju
springbed buatan negeri asing
Begitulah petang ke
petang, malam ke malam
Kota kita menjelma
dongeng buram
(Tangsel, 20 Agustus
2019)
2 Komentar
Bagus mas.
BalasHapusTerima kasih, Pil.
Hapus